DETAK24COM

Cepat Lugas dan Akurat

Leher Dicekik Tubuh Dibogem, Siswa SMP di Pekanbaru Jadi Korban Perundungan 

PEKANBARU, detak24com – Seorang siswa kelas 1 SMP IT Al-Ikhlas Pekanbaru dilarikan ke rumah sakit setelah menjadi korban perundungan oleh dua teman sekolahnya.

Korban, yang bersekolah di Jalan Selamat, Kecamatan Tenayan Raya, mengalami kekerasan saat jam belajar pada Selasa (18/02/25) sekitar pukul 08.30 WIB.

Kuasa hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Persada Bunda, Dr Irfan Ardiansyah SH MH mengungkapkan bahwa korban baru menceritakan kejadian tersebut kepada orangtuanya saat dijemput sore hari.

Ini diungkapkan Irfan didampingi timnya, Anwar Saleh Hasibuan SH MH, Rustam SH MH, Khairul Anwar Anas SH MH, Raja Rahmat Hidayat SH, Aldi Kamra SH, Rafly Assryan Wijaya SH, Redo Asparon SH dan Parwoto Darich, Jumat (21/02/25).

“Saat di rumah, korban mengeluh sakit di bagian ulu hati dan leher serta muntah-muntah,” ujar Irfan, yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Persada Bunda.

Kepada orangtuanya, korban mengaku ditendang pada bagian punggung dan kaki, kemudian perut dipukul serta leher dicekik menggunakan dasi oleh dua temannya inisial KAA dan RA.

Dari pengakuan korban, perundungan ini bukan kali pertama terjadi. Salah satu pelaku, yakni RA yang juga siswa kelas 1 di sekolah sama, disebut telah dua kali melakukan perundungan terhadap korban.

Tidak terima dengan kejadian ini, ayah korban, Mardinus (52) langsung melaporkan insiden tersebut ke Polresta Pekanbaru pada malam harinya. Korban juga telah menjalani visum di Rumah Sakit Bhayangkara.

“Keesokan harinya, karena korban terus mengeluh sakit di bagian dada dan ulu hati, orangtuanya membawanya ke Rumah Sakit Tabrani untuk mendapatkan perawatan intensif,” lanjut Irfan.

Korban dirawat selama dua hari di rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan dokter, korban tidak mengalami luka dalam, namun mengalami trauma akibat kejadian tersebut.

Irfan mengatakan, keluarga korban juga menyayangkan tindakan pihak sekolah yang seolah tidak memberikan perhatian dan minim pengawasan.

“Kami sangat menyayangkan tindakan pihak sekolah. Karena tidak mengabarkan langsung peristiwa yang dialami korban kepada orang tuanya. Bahkan, selama dua hari dirawat, pihak sekolah tidak menjenguk korban. Dan hanya menghubungi orang tua korban dan meminta untuk datang ke sekolah agar dimediasi dengan pelaku,” ujarnya.

Dia berharap kasus ini menjadi perhatian serius bagi aparat kepolisian.

“Kami berharap kasus ini mendapat perhatian dari Polresta Pekanbaru agar tidak ada lagi anak-anak lain yang menjadi korban. Berdasarkan informasi yang kami terima, selain korban, ada anak-anak lain yang juga mengalami perlakuan serupa dari pelaku,” jelasnya.

Sekolah Langsung Ambil Tindakan 

Sementara, Kepala SMP IT Al-Ikhlas Pekanbaru, Ricky Permana Putra saat dikonfirmasi melalui telepon maupun pesan WhatsApp belum memberikan keterangan.

Di sisi lain, Guru Kesiswaan SMP IT Al-Ikhlas Pekanbaru, Muhammad Rifki membantah adanya kelalaian yang dilakukan pihak sekolah dalam kejadian tersebut. Dia mengaku langsung mengambil tindakan atas kejadian itu.

“Kejadiannya waktu senam di belakang kantin. Pihak sekolah langsung memanggil korban dan pelaku untuk kami cari tahu apa sebab kenapa bisa seperti itu. Ternyata ada kata-kata dari korban sehingga mengakibatkan pelaku sakit hati,” kata Rifki, Jumat (21/02/25).

Terkait pihak sekolah yang dinilai tidak peduli terhadap korban karena tidak menjenguk korban saat dirawat di rumah sakit maupun di rumah, dia juga membantahnya.

“Setelah kejadian, kami sudah menanyakan kepada korban, apakah ada yang sakit, biar kami bawa berobat. Tapi korban bilang tidak ada,” kata dia.

Rifki juga menyebutkan bahwa pihak sekolah sudah memanggil orang tua dari kedua belah pihak, baik pelaku maupun korban untuk memediasi persoalan ini.

“Besoknya kami panggil orangtua dari pelaku dan korban untuk membicarakan hal ini. Alhamdulillah sudah ditengahi, pihak pelaku mau bertanggung jawab atas kejadian ini dan bersedia mengobati korban sampai sembuh,” imbuhnya dikutip detak24com dari cakaplah. (*)

Editor : Kar