Pompong Hancur Diduga Ditabrak Speed Boat, Keluarga Korban Tuntut Keadilan

Kondisi pompong korban hancur usai ditabrak. f : ist

TEMBILAHAN, detak24com – Kecelakaan laut di perairan seberang Tembilahan, Inhil yang merenggut dua nyawa hingga kini masih timbulkan misteri. 

Pada tragedi naas tersebut dua orang penambang pompong tewas. Mereka yakni, Bastian (61) dan Topo (37). Korban ditemukan meninggal setelah pompong yang mereka tumpangi tenggelam karena hancur.

ADVERTISEMENT

Kapolres Inhil, AKBP Farouk Oktora menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut. “Hingga kini, penyebab pasti kecelakaan belum dapat dipastikan, dan aparat kepolisian terus mengumpulkan informasi serta bukti di lapangan,” ujarnya belum lama ini.

Kejadian ini membawa duka mendalam bagi keluarga korban. Bastian, seorang penambang pompong, meninggalkan istri, Umi Kalsum dan empat anak yang masih kecil. Topo, rekan Bastian juga merupakan tulang punggung bagi keluarganya. Kehilangan kedua sosok ini menjadi pukulan berat bagi keluarga yang ditinggalkan.

Keluarga korban berharap agar pihak berwenang dapat segera mengungkap penyebab kecelakaan dan memberikan keadilan bagi almarhum. Mereka menuntut transparansi dalam proses penyelidikan dan berharap tidak ada pihak yang mencoba menutupi fakta sebenarnya.

Diduga Ditabrak Speed Boat 

Menyusul insiden kecelakaan laut di Perairan Sungai Indragiri, Tembilahan yang menewaskan dua penambang pompong, Bastian (61) dan Topo (37), muncul spekulasi di masyarakat mengenai keterlibatan boat hantu atau speed boat berkecepatan tinggi diduga beroperasi ilegal.

Menanggapi hal ini, Kepala Bea Cukai Tembilahan, Setiawan Rosyidi menegaskan bahwa dugaan tersebut tidak berdasar.

“Sejauh ini tidak ada informasi mengenai boat hantu, karena kami melakukan pengawasan secara rutin dan ketat,” ujar Setiawan baru-baru ini.

Ia menambahkan, bahwa Bea Cukai Tembilahan secara konsisten melaksanakan patroli dan pengawasan di perairan untuk memastikan tidak ada aktivitas ilegal yang terjadi. Setiawan juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh spekulasi yang belum terbukti kebenarannya dan mempercayakan proses penyelidikan kepada pihak berwenang.

Sementara, hingga 4 Februari 2025 belum ditemukan atau terpublikasi penyebab dua orang tersebut meninggal. Tidak mungkin boat tersebut hancur dengan sendirinya tanpa penyebab. Masyarakat masih menunggu hasil penyelidikan dan mempertanyakan komitmen BC dalam memperkuat pengawasan di perairan Sungai Indragiri terutama pada waktu yang rawan.

Bea Cukai Tembilahan menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan dan bekerja sama dengan instansi terkait guna memastikan keamanan dan ketertiban di perairan Tembilahan. (*)

Reporter : Dion 

Editor : Kar 

ADVERTISEMENT