Jakarta, detak24com – Gempa mengguncang Kota Bogor, Jawa Barat dengan kekuatan 4,1 magnitudo, Kamis (10/04/25) malam Jumat.
Akibat gempa yang diikuti empat kali susulan, mengakibatkan kerusakan puluhan rumah dan gedung sekolah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), melaporkan, gempa dirasakan di beberapa wilayah termasuk di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok.
“#Gempa (UPDATE) Mag:4.1, 10-Apr-25 22:16:13 WIB, Lok:6.62 LS, 106.80 BT (Pusat gempa berada di darat 2 km Tenggara Kota Bogor), Kedlmn:5 Km Dirasakan (MMI) III Kab. Bogor, III Kota Bogor, III Depok #BMKG,” tulis BMKG dalam akun X resminya (@infoBMKG), pada Kamis (10/4/2025) malam.
Per Jumat (11/4/2025) pukul 00:38 WIB, data dari Bidang Ops Tagana Kota Bogor Sumardi, melaporkan terdapat 17 bangunan yang mengalami kerusakan usai diguncang gempa.
Kerusakan terjadi pada atap, keretakan dinding, hingga rumah ambruk. Sementara bangunan yang rusak meliputi rumah warga dan sekolah.
Untuk kerusakan di sekolah yakni terjadi di sebuah bangunan sekolah di RW 06 Kelurahan Menteng, Bogor Barat, sebagaimana dikutip dari detikNews.
Penyebab Gempa Bogor
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Gempa tektonik ini ditunjukkan dengan bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.
“Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip),” tutur Daryono dari akun X-nya, @DaryonoBMKG, dikutip Jumat (11/04/25).
Penyebab gempa di Bogor yaitu dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik. Dijelaskan bahwa episenter gempa di Bogor terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri (Sidarto, 2008).
“Pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG,” terang Daryono dalam keterangannya.
Ada 4 Kali Gempa Susulan
Gempa di Bogor yang tergolong gempa dangkal ini terletak pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dan disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman. Menurut Daryono, suara yang muncul tersebut wajar terjadi pada jenis gempa dangkal.
“Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal,” ungkapnya.
“Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh (Very shallow earthquakes can produce rumbling or booming sounds that people can hear if they are close by. These sounds are caused by high-frequency vibrations from the earthquake),” imbuhnya.
Tercatat hingga pukul 06.00 WIB pagi tadi, monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor menunjukkan adanya gempa susulan sebanyak 4 kali, yakni pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9), pukul 23.14 WIB (Magnitudo 1,7), pukul 01.04 WIB (Magnitudo 1,6), dan pukul 1.38 WIB (Magnitudo 1,7).
Editor : Kar