Medan, detak24.com — Penghuni kerangkeng rumah Bupati Langkat yang tewas lebih dari satu orang. Hal ini berdasarkan temuan beberapa makam diduga tempat dikuburkannya para korban. Selain itu, sejak mulai dibuka sudah 656 orang yang menghuni kerangkeng tersebut.
“Selain menemukan beberapa makan yang diduga tempat dikuburkannya penghuni kerangkeng, kita juga dalami terkait dokumen yang berkaitan dengan penitipan orang masuk ke sana. Penyidik sudah mendapatkan totalnya ada 656 orang sejak tahun 2010,” kata Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak, Sabtu (29/1).
Menurut Panca, orang orang yang dititipkan di sana tak semua berasal dari korban penyalahgunaan narkoba. Akan tetapi dari berbagai latarbelakang berbeda atau disebut dengan orang-orang yang nakal.
“Dari dokumen saya menemukan mereka yang tinggal di sana pengguna narkoba. Ada juga tidak pengguna narkoba, tetapi orang orang nakal. Kemudian setelah “sembuh”, dia menjadi pembina mereka, istilahnya itu kalapas,” jelas Panca.
Selain itu, orang-orang yang menghuni kerangkeng juga mengalami tindak kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya korban. Korban tewas di kerangkeng itu diduga lebih dari satu. Mereka dikubur di sejumlah tempat.
“Kita menemukan terjadinya kekerasan terhadap orang yang dititipkan, orang yang masuk, orang yang dibina di sana. Kami sedang dalam proses pendalaman. Termasuk tempat tempat nya. Kita sudah menemukan tempat pemakamannya,” terangnya
Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam menambahkan, berdasarkan investigasi setidaknya lebih dari satu orang yang meninggal di sana. Para penghuni kerangkeng mengalami kekerasan paling intensif ketika proses awal masuk ke lokasi itu.
“Kalau lihat pola terjadinya, ketika mendapat berbagai keterangan dan berbagai informasi, ada satu pola di mana saat saat terjadinya kekerasan yang paling intensif adalah ketika proses awal orang masuk ke sana. Ketika sudah prosesnya sudah agak lama sudah berkurang mendapatkan kekerasan. Itu temuan faktual yang terpola,” kata dia, Ahad (30/01/22).
Menurut Choirul Anam kerangkeng yang diklaim sebagai tempat rehabilitasi itu sebenarnya tidak memiliki izin. Korban tewas di kerangkeng itu diduga lebih dari satu. Sebab Komnas HAM menemukan kuburan para penghuni kerangkeng di sejumlah tempat.
“Korban dikebumikan ada di beberapa tempat. Artinya korban lebih dari satu,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak menambahkan hasil penyelidikan sementara ternyata ada korban tewas akibat dianiaya di kerangkeng.
“Kita masih mendalami informasi terkait hilangnya nyawa orang ini. Temuannya sama seperti itu. Kita sudah temukan tempat pemakamannya. Yang kita temukan lebih dari satu,” ucap Panca.(cnn)