Jakarta, detak24.com — Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan awan panas guguran dua kali hingga 2 kilometer, Ahad (6/2).
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menjabarkan bahwa awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 16.35 WIB dengan jarak luncur sejauh 2 kilometer ke arah barat baya.
“Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 dan durasi 155 detik,” kata Hanik melalui pernyataan yang dikutip kantor berita Antara.
Setelah itu, Gunung Merapi kembali melontarkan awan panas guguran pada pukul 17.13 WIB dengan jarak luncur 1.800 kilometer ke arah barat daya berdurasi 127 detik.
Selain itu, BPPTKG juga mencatat Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijak tiga kali sejauh 1,5 kilometer ke arah barat daya pada periode pemantauan pukul 12.00 hingga 18.00 WIB.
Namun, berdasarkan pengamatan visual Gunung Merapi yang dilakukan BPPTKG pada 28 Januari-Februari ini, tak ada perubahan morfologi signifikan, baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah.
Hanik memaparkan, volume kubah lava barat daya mencapai 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Di sektor tenggara, potensi bahaya guguran lava dan awan panas meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung.(antara)
Terimakasih telah mengunjungi website kami. Ikuti kami terus di https://detak24.com