Ketua IKMR Dumai, Amrizal menyampaikan pertemuan tersebut guna menindaklanjuti wacana serta pemikiran sejumlah tokoh masyarakat Dumai asal Minangkabau. Sebagaimana diketahui, almarhum Amris sendiri merupakan ninik mamak IKMR Dumai dan saat Pilkada 2020 lalu dilamar H Paisal SKM MARS sebagai pendampingnya.”Saat itu Walikota Dumai terpilih mendatangi langsung IKMR untuk melamar almarhum Pak Amris. Itu jauh sebelum adanya dukungan partai politik. Alhamdulillah, pasangan ini berhasil memenangkan hati rakyat dan terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Dumai,” ujar Amrizal.
Namun dalam perjalanan waktu, dikatakan Amrizal ketetapan Allah SWT tidak bisa dihindari. Amris berpulang ke rahmatullah dalam masa pemulihan dari penyakit Covid 19 yang dideritanya.
“Hari ini, sebagian besar tokoh masyarakat Dumai asal Minangkabau menginginkan perjuangan dan cita-cita almarhum bisa dilanjutkan. Ini sebuah harapan, dan menurut saya masih dalam batas kewajaran,” papar Amrizal.
Terkait agenda pertemuan, dikatakan Amrizal saat ini masih dalam tahap pembahasan. Termasuk mengenai waktu, tempat dan siapa saja yang bakal diundang.
“Kita upayakan pada minggu kedua bulan ini sudah bisa dilaksanakan. Kita lihat nanti bentuk kesepakatan yang bakal dilahirkan. Kita juga akan mengkomunikasikan ini dengan LAMR Dumai selaku payung negeri. Tidak kalah penting juga tentu duduk bersama dengan partai pengusung,” pungkas Amrizal.
Sebelumnya diberitakan, Ikatan Pemuda Minang Riau (IPMR) Kota Dumai siap mendukung dan mengawal kebijakan serta keputusan Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Dumai terkait pengisian kursi Wakil Walikota Dumai yang ditinggalkan almarhum Amris, ninik mamak orang Dumai asal Minang.
Ketua Harian IPMR Dumai, Yuli Firdaus yang akrab disapa dengan panggilan Bang Jek menyebutkan munculnya keinginan untuk melanjutkan kepemimpinan almarhum Amris sebagai Wakil Walikota Dumai dari sebagian besar tokoh masyarakat Dumai asal Minangkabau, merupakan hal yang sangat patut dan wajar sekali. Apalagi, niatnya tetap dalam kerangka mewujudkan pembangunan Dumai yang lebih baik kedepannya.
“Ini harus disikapi secara arif dan bijaksana. Saudara-saudara kami yang lain diharap tidak menarik persoalan ini ke wilayah SARA atau kesukuan. Pemikiran dan keinginan (mengisi kursi Wawako Dumai) ini lahir dari semangat untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan, bukan karena haus kekuasaan. Almarhum Amris yang sebelumnya terpilih dan dilantik sebagai Wakil Walikota Dumai merupakan ninik mamak IKMR,” ujar Bang Jek.
Lebih lanjut disampaikan Bang Jek, sebagai sebuah pemikiran dan keinginan bersama, tentunya langkah-langkah kedepan mesti dipersiapkan secara tepat dan matang. Termasuk memahami ranah maupun mekanisme yang sudah diatur oleh negara.”Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui tentunya. Termasuk pentingnya membangun komunikasi dengan partai pengusung, karena domain ini sebenarnya berada di wilayah mereka. Dan kita dari IPMR siap mendukung kebijakan serta langkah-langkah yang akan diambil oleh IKMR Dumai. Diantaranya membangun komunikasi dengan partai pengusung pasangan Paisal-Amris (PAS) di Pilkada Dumai 2020 lalu,” jelas Bang Jek.
Dinamika politik memperebutkan kursi Wakil Walikota Dumai yang ditinggalkan almarhum Amris mulai menggeliat. Paling tidak dua partai politik pengusung, yakni Partai NasDem dan PPP sama-sama ngotot mendudukkan kadernya. Terbaru, Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) Dumai juga merasa berhak atas kursi Wakil Walikota Dumai tersebut.
Salah seorang pemuka adat Minang di Kota Dumai, Syafrizal Djambak menyebutkan berpulangnya almarhum Amris ke Rahmatullah menjadi duka dan kehilangan mendalam bagi masyarakat Dumai, khususnya warga Dumai asal Minang. Almarhum meninggal dunia karena sakit yang dideritanya, berselang sekitar 2 bulan usai dilantik menjadi Wakil Walikota Dumai pada tanggal 26 Februari 2021 lalu.
Sejak kepergian almarhum, kursi Wakil Walikota Dumai kosong dan tidak ada yang mendudukinya hingga saat ini. Seiring perjalanan waktu, pemikiran untuk mengisi kursi yang ditinggalkan mulai muncul kepermukaan. Tidak hanya dari partai pengusung NasDem dan PPP, namun juga di kalangan masyarakat Minang yang ada di Dumai.
“Ini bukan soal kesukuan atau masalah primordial. Ada keinginan dari masyarakat asal Minang untuk melanjutkan nilai-nilai perjuangan almarhum Amris yang merupakan ninik mamak IKMR Dumai. Saya pikir ini sangat wajar sekali,” ujar Syafrizal yang merupakan putra salah seorang pendiri Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Kota Dumai ini.
Menurut Syafrizal, langkah penting yang mesti dilakukan yakni menyatukan sikap IKMR Dumai melalui duduk bersama. Melalui ajang musyawarah itu diharapkan bisa melahirkan sebuah rekomendasi sebagai representasi sikap IKMR terhadap pengisian kursi Wakil Walikota Dumai.(kupasberita.com)