Tak Dikasih Duit, Emak emak Tikam Suami Sampai Tewas di Desa Tani Makmur Inhu

Tersangka pembunuhan suami di Inhu. f : ist
INHU, detak24com – Seorang emak emak ditangkap polisi atas tuduhan membunuh suaminya di Desa Tani Makmur, Kecamatan Rengat Barat, Inhu.
Warga Desa Tani Makmur, Kecamatan Rengat Barat, Inhu gempar atas kasus penganiayaan yang berujung pada kematian.
Baca juga : Gegara Anak, Emak emak Ditikam Suami Bersimbah Darah di Talang Jerinjing Inhu
Warga Desa Rambah Muda Rohul Diangkut Polisi di Siang Bolong, Ini Kasusnya
Informasi dirangkum Rabu (23/04/25), seorang pria bernama Thomson Rikardo Gultom ditemukan tewas dengan luka serius di bagian kepala. Tragisnya, pelaku penganiayaan diduga kuat adalah istrinya berinisial EN (40).
Kapolres Indragiri Hulu, AKBP Fahrian Saleh Siregar SIK melalui Kasi Humas Polres Inhu, Aiptu Misran SH membenarkan kejadian tersebut.
Peristiwa itu pertama kali diketahui pada Selasa (15/04/25) pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Korban sempat dilarikan ke UGD RSUD Indrasari Rengat, namun nyawanya tidak tertolong.
“Awalnya pihak medis mempertanyakan asal luka pada kepala korban, namun istrinya, EN berulang kali mengatakan tidak mengetahui penyebabnya,” jelasnya.
Tim gabungan dari Polres Inhu dan Polsek Rengat Barat langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah korban, yang terletak di Line Dua RT03/RW01 Desa Tani Makmur, Kecamatan Rengat Barat.
Dari hasil pemeriksaan awal ditemukan sejumlah kejanggalan yang mendorong penyelidikan lebih lanjut. Autopsi pun dilakukan oleh tim Dokkes Polda Riau.
Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, pada Senin (21/04/25) penyidik akhirnya menetapkan EN sebagai tersangka. Berdasarkan keterangan dan bukti, penganiayaan terjadi pada Senin (14/04/25) malam harinya sekitar pukul 23.30 WIB.
EN diduga menyerang suaminya dari belakang dengan sebilah pisau deres (pisau takik karet) yang ujungnya telah patah. Pisau tersebut mengenai bagian kepala atas sebelah kanan korban, menyebabkan luka robek sekitar 8 senti.
Usai melakukan penganiayaan, EN tidak segera meminta pertolongan. Ia justru sempat membersihkan darah di lantai dan mengoleskan antiseptik ke luka korban.
Sekitar pukul 02.30 WIB dini hari, tersangka baru keluar kamar dan menemukan korban dalam kondisi bersimbah darah. Ia kemudian meminta bantuan kakaknya untuk membawa korban ke rumah sakit. Namun, upaya tersebut terlambat. Korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 06.40 WIB pagi.
Motif penganiayaan diduga karena EN kesal permintaannya untuk meminjam uang tidak direspons oleh korban. Uang itu rencananya akan digunakan untuk membeli tanah dari orangtuanya sekaligus membiayai pengobatan orangtua pelaku
Dari TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pisau patah, pakaian berlumur darah, kain pel, botol antiseptik, dan bangku kecil yang digunakan saat korban dalam kondisi kritis.
Atas perbuatannya, EN dijerat dengan Pasal 44 UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) atau Pasal 351 ayat (3) KUHPidana tentang Penganiayaan yang menyebabkan kematian.
“Pelaku telah diamankan dan penyidikan masih terus berlangsung. Kami juga terus berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum untuk proses hukum selanjutnya,” tutupnya. (Red)
Editor : Kar