PERIBAHASA ‘Air tenang menghanyutkan serta Air tenang jangan disangka tak berbuaya’ , cocok dengan kondisi Sungai Aar atau Aare di wilayah Bern, Swiss kini tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Panorama cantik dan air yang jernih tenang, ternyata menyimpan sejumlah misteri kematian.
Banyak yang mempertanyakan bagaimana kondisi sungai cantik yang terkenal memiliki air yang jernih ini. Sebab anak Ridwan Kamil hilang dan terseret arus di Sungai Aare yang terkenal indah tersebut pada Kamis (26/05/22).
Namun, rupanya insiden dan kecelakaan yang berakibat fatal di Sungai Aare, Swiss bukan yang pertama kali. Dikutip dari berbagai sumber, Senin (30/05/22) yang menjadi korban arus Sungai Aare Swiss ini bukan hanya wisatawan asing, namun juga penduduk setempat.
Sebelum kejadian yang menyimpa Eril, seorang warga negara Swiss dan seorang warga Spanyol, jatuh dari perahu karet setelah menabrak tiang jembatan kayu.
Menurut temuan awal, para wanita itu tenggelam dalam waktu lama setelah rakit bertabrakan dengan penyangga. Para wanita itu ditangkap dari sungai dengan bantuan peserta arung jeram dan orang yang lewat, kata polisi wilayah.
Kecelakaan itu terjadi di sungai bagian Aare yang dikenal tenang tetapi air berombak dapat terjadi di dekat pilar jembatan. Sementara itu, arung jeram di Aare antara Thun dan Bern memang dipromosikan sebagai atraksi wisata.
Dua kematian terakhir membuat setidaknya 32 total korban tenggelam di Swiss pada tahun ini, lima kali lebih banyak dari sepanjang tahun 2014. Berenang di Sungai Aare di kota sangat populer di Swiss.
Namun berenang di sungai ini bisa berbahaya dan jumlah kecelakaan meningkat setiap tahun. Selama 20 tahun terakhir, operasi penyelamatan di Rhine di Basel terus meningkat.
Bahkan sekarang petugas sampai berpatroli di Rhine selama sepuluh jam setiap hari di musim panas. Pemadam kebakaran, kontrol perbatasan dan polisi juga berbagi tugas untuk mencegah korban jiwa.
Di sungai Bern, berenang menarik ribuan orang di hari yang panas. Tidak ada patroli di sepanjang sungai Aare kota. Poster peringatan ditampilkan sebagai gantinya. Menurut masyarakat penyelamat nyawa Swiss, sebagian besar korban adalah pria muda.
Berkat kualitas air yang semakin baik, semakin banyak orang yang pergi ke sungai Swiss dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi semakin banyak orang, semakin menantang pengamanan sungai.(lip6)
Editor : Kar
Terimakasih telah mengunjungi website kami. Ikuti kami terus di https://detak24.com