Nahas, Petani Desa Pesikaian Cerenti Tewas Disambar Petir, Korban Sedang Kendarai Motor

Suasana duka di rumah petani disambar petir di Desa Pesikaian, Kuansing. (f : ist)
KUANSING, detak24com – Musibah tragis menimpa seorang petani Desa Pesikaian, Kecamatan Cerenti, Kuansing. Ia tewas tersambar petir saat mengendarai motor.
Informasi dirangkum Sabtu (10/05/25), kejadian tragis itu terjadi pada Kamis (08/05/25). Korban berinisial S (46), meninggal dunia akibat tersambar petir saat hendak berteduh di Pos 1 pintu masuk PTPN 5 Desa Pesikaian.
Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 15.15 WIB petang. Pada saat kejadian, korban dalam perjalanan pulang dari kebunnya.
Saat itu kondisi cuaca sedang hujan deras disertai petir. Korban yang hendak berteduh di Pos 1 bersama beberapa saksi lainnya, tiba-tiba tersambar petir sebelum sempat turun dari sepeda motor yang dikendarainya.
Kapolres Kuantan Singingi AKBP Angga F Herlambang melalui Kapolsek Cerenti, AKP Benny A Siregar membenarkan kejadian tersebut.
Begitu mendapat informasi, pihaknya langsung menuju ke kediaman korban untuk menyampaikan belasungkawa serta memastikan proses evakuasi berjalan lancar.
Disampaikan Kapolsek Cerenti, berdasarkan keterangan dari istri korban, pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB, korban seperti biasa berangkat menuju kebun yang tak jauh dari areal PTPN 5 dalam kondisi sehat.
Namun, sekitar pukul 16.15 WIB, ia mendapat kabar dari warga bahwa suaminya mengalami musibah dan telah dilarikan ke Klinik Harapan Bunda di Desa Pesikaian.
“Saya langsung menuju klinik dan mendapati suami saya sudah dinyatakan meninggal dunia oleh pihak medis,” tuturnya kepada polisi berderai air mata.
Sementara itu, saksi lain berinisial W, yang saat kejadian turut berteduh bersama korban, juga memberikan kesaksian. Ia menyatakan bahwa bersama istrinya berteduh di pos tersebut akibat hujan lebat. Sekitar 15 menit kemudian, korban datang untuk berteduh.
“Belum sempat turun dari sepeda motor, saya melihat langsung korban tersambar petir. Saya dan istri juga terkena imbasnya hingga mengalami luka bakar ringan di bagian punggung,” terang saksi menyampaikan kepada pihak kepolisian.
Petani lainnya yang kebetulan berada di kebun tak jauh dari lokasi kejadian, juga memberikan kesaksian. Dia mengaku mendengar suara petir yang sangat keras sekitar pukul 15.15 WIB.
“Saya waktu itu lagi di kebun, jaraknya sekitar 300 meter dari pos. Tiba-tiba petir menyambar, suaranya keras sekali. Tak lama saya dengar ada orang bilang ada yang kena sambaran. Kami semua takut, langsung berhenti kerja,” ujar saksi kepada pihak kepolisian.
Korban kemudian segera dibantu oleh sekuriti dan warga sekitar yang kebetulan melintas dengan kendaraan roda empat. Selanjutnya dibawa ke Klinik Harapan Bunda, namun nyawanya tidak tertolong.
Kapolsek Cerenti dan jajaran telah mendatangi rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa, mencatat keterangan para saksi yang berada di lokasi kejadian, serta melaporkan peristiwa ini kepada pimpinan untuk tindak lanjut.
Dari hasil keterangan saksi dan pemeriksaan medis di klinik, keluarga korban telah menyatakan menerima kepergian almarhum dengan ikhlas.
“Keluarga korban sudah menerima musibah ini dan bersedia membuat surat pernyataan, sehingga proses selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga,” jelas Kapolsek Cerenti.
“Musibah ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya mewaspadai cuaca ekstrem, terutama saat beraktivitas di luar rumah. Kami juga mengimbau warga untuk menghindari berteduh di tempat terbuka atau dekat dengan benda logam saat terjadi hujan lebat disertai petir,” imbau Kapolsek, dikutip detak24com dari cakaplah. (Red)
Editor : kar