Kunjungi Markas UNWTO di Madrid, Puan Minta Dukungan Promosi Pariwisata Indonesia

detak24.com – Ketua DPR Puan Maharani mengunjungi United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Headquarters di Madrid, Spanyol. Dalam Kunjungan ke markas besar Organisasi Pariwisata Dunia PBB itu, Puan menyampaikan dampak pandemi Covid-19 bagi pariwisata Indonesia yang berpengaruh terhadap sektor perekonomian nasional.

“Pandemi Covid-19 berdampak kepada banyak rakyat Indonesia yang hidupnya bergantung dari sektor pariwisata. Maka kunjungan kami ke UNWTO merupakan upaya DPR untuk mendapat masukan dan berdiskusi dalam upaya membuka kembali pariwisata Indonesia,” katanya dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu(28/11).

ADVERTISEMENT

Kepada Sekjen UNWTO, dia menyampaikan Indonesia kini mulai membuka kembali sektor pariwisata menyusul kondisi pandemi Covid-19 yang membaik. Puan mengatakan, pembukaan sektor pariwisata di tiap-tiap daerah di Indonesia tergantung dari tingkat vaksinasi penduduk.

“Contohnya Bali yang 100% penduduknya sudah menerima vaksin dosis pertama. Indonesia terus menggiatkan vaksinasi sehingga diharapkan tahun depan telah mencapai target vaksinasi penuh bagi 208 juta penduduk yang menjadi target vaksinasi pada Maret 2022,” paparnya.

Puan menyatakan DPR terus melakukan pengawasan untuk pengembangan program-program pariwisata di Indonesia, salah satunya dengan meminta masukan dari UNWTO. Dia pun menyinggung soal pentingnya sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan yang memperhatikan perlindungan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.

“Termasuk untuk pengembangan sustainable tourism Indonesia yang membutuhkan dukungan PBB. Maka kami berharap dukungan dari UNWTO untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia di luar Bali seperti Labuan Bajo, Raja Ampat, Danau Toba, dan lainnya,” ungkap Puan.

Sebelum pembukaan IPU General Assembly ke-143, Puan juga sempat menjadi pembicara dalam forum anggota parlemen perempuan IPU yang digelar di IFEMA Palacio Municipal. Acara Forum Women Parliamentarian itu juga dihadiri oleh PM Spanyol Mr. Pedro Sanchez dan Presiden IPU, Mr. Duarte Pacecho.

Di awal diskusi panel, Puan melaporkan hasil The 13th Summit of Women Speakers of Parliament di Wina, Austria, yang digelar pada September lalu. Konferensi tersebut merupakan pertemuan para pimpinan parlemen perempuan di dunia.

Puan sekaligus membahas soal peran perempuan dalam masa pandemi Covid-19 dan paska pandemi yang dapat menuju kesetaraan gender. Dia menyampaikan perempuan punya peranan besar dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Sebanyak 70% dari healthcare adalah perempuan. Mereka terus berada di garda depan dalam perjuangan melawan virus Covid-19. Perempuan yang memegang otoritas atau kekuasaan berperan penting dalam menavigasi pada waktu yang sulit selama pandemi,” ungkap Puan.

“Oleh karenanya terdapat keperluan untuk mendorong perempuan untuk diwakili lebih baik dalam lembaga public dan private,” sambung mantan Menko PMK itu.

Puan juga menjelaskan kesetaraan gender di parlemen juga merupakan langkah penting dalam kehidupan bermasyarakat di masa post pandemi Covid-19.Dia mengatakan, perlunya mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan karena hal tersebut juga akan mendorong pemulihan ekonomi yang adil.

“Diperlukan pula skema perlindungan sosial berbasis kesetaraan gender. Saat ini 60% perempuan di seluruh dunia tidak dicakupi oleh perlindungan sosial,” ungkapnya.

UNWTO dan DPR RI sepakat bahwa perlindungan sosial harus diubah untuk lebih mendukung perempuan, terutama saat krisis. Lebih lanjut, Puan menyinggung soal isu kekerasan terhadap perempuan dan anak yang juga perlu mendapat perhatian.

“Parlemen perlu mendorong dan memperkuat upaya menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kebijakan untuk mengatasi akar permasalahan adalah melalui pemberdayaan anak dan perempuan dengan akses yang setara terhadap pendidikan,” tuturnya.

Tak kalah penting, isu transformasi ekonomi dan masyarakat melalui perspektif gender pun ikut dibahas Puan. Dia menuturkan pandemi Covid-19 telah membuka kesempatan untuk transformasi tersebut.

“Para Pimpinan Parlemen Perempuan sangat antusias untuk memimpin perubahan tersebut. Ini merupakan tugas Parlemen di seluruh negara dan juga semua gender untuk memimpin transformasi sistem global kita, untuk memastikan alokasi lebih adil terhadap sumber daya di satu negara dan kesempatan lebih adil di masa depan,” pungkas Puan. [bal]

Sumber: Merdeka

ADVERTISEMENT