PEKANBARU, detak24.com – Setelah ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), kasus sapi terinfeksi lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol juga mewabah pada enam kabupaten/kota lainnya di Riau. Dari total 242 ekor ternak yang terjangkit, tiga ekor mati.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman mengatakan total sapi terjangkit LSD pada tujuh kabupaten/kota di Riau berjumlah 242 ekor. LSD adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV).
Yang terbanyak ditemukan masih di Kabupaten Inhu. “Sejak penyakit LSD ini ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu, kemudian berkembang pada enam kabupaten/kota lainnya di Riau,” kata Herman, Sabtu (12/03/22).
Lebih lanjut dikatakannya, tujuh daerah yang ditemukan penyakit LSD, yakni Inhu sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir 13 ekor, dan Siak 50 ekor.
“Jadi, jumlah sapi yang sakit terkena LSD ada 242 ekor. Dimana, tiga ekor ternak mati. Namun, tingkat mortalitas penyakit sangat kecil, maksimal 5 persen,” jelasnya.
Selain mati, lanjut Herman, terdapat 13 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak, karena masyarakat kuatir ternaknya mati. Meski dipotong paksa, daging sapi tetap bisa dikonsumsi. Hal itu, karena yang kena penyakit hanya bagian kulit sapi.
“Tapi, setelah kita tangani secara intensif, angka kesembuhan sapi yang terkena LSD cukup tinggi. Yakni, sebanyak 84 persen dari total sapi yang terkena penyakit. Ciri-ciri mulai sembuh dari LSD ini, sapi sudah mau makan. Karena selama sakit sapi tidak akan makan, sebab tenggorokannya terasa perih,” papar Herman.
Kemudian, ciri-ciri lain sapi sembuh dari penyakit LSD adalah, luka di bagian kulit sapi mulai mengering. Lalu benjolan mulai mengecil namun bekas luka masih ada.
“Setelah dilakukan penyuntikan vitamin, dari 114 sapi yang terpapar LSD di Inhu itu, alhamdulillah 100 persen sembuh. Begitu juga yang di kabupaten dan kota lainnya 100 persen sembuh. Hanya saja, untuk yang di Kota Dumai, dari 20 ekor sapi terpapar, baru 10 ekor sembuh,” ungkapnya.
Vaksin Massal
Untuk mengantisipasi penyebaran LSD, pihaknya akan melakukan vaksinasi massal terhadap 100 ribu sapi yang ada di Riau. Vaksin untuk mengantisipasi penyebaran virus LSD tersebut pengadaanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Saat ini pihaknya masih menunggu kiriman vaksin tersebut.
“Setelah dilakukan penelitian terhadap sampel darah sapi yang terkena LSD, untuk pencegahannya akan dilakukan vaksin terhadap 100 ribu sapi di Riau,” kata Herman.
Dilanjutkan Herman, vaksin untuk mengantisipasi penyebaran LSD pada sapi tersebut diimpor dari luar negeri. Pasalnya, kasus sapi yang terkena LSD di Riau tersebut merupakan kasus pertama yang ditemukan di Indonesia. “Pada tahap awal, informasinya akan datang 7 ribu vaksin terlebih dahulu. Vaksin ini harus dilakukan selama tiga tahun berturut-turut,” pungkasnya.(rpg/kar)
Editor : kar
Terimakasih telah mengunjungi website kami. Ikuti kami terus di https://detak24.com