Jakarta, detak24.com – Seputar tukang las belakangan ini mendapat sorotan publik. Pasalnya, pekerjaan pengelasan di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung digarap tenaga kerja asal Cina, bukan tenaga kerja lokal.
Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung merupakan salah satu proyek strategis pemerintah. Tak ayal proyek ini membutuhkan banyak sekali tenaga kerja, termasuk tukang las.
Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas menerangkan penggunaan jasa tukang las dari luar ini diperlukan karena dalam proses pengerjaan rel kereta menggunakan teknologi yang belum bisa dilakukan oleh tenaga kerja lokal.
Adapun PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melalui akun Twitter-nya, Jumat (11/02/2022), menjelaskan mengenai keahlian yang harus dimiliki tukang las proyek KCJB.
KCIC menyampaikan, untuk melengkapi rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) terbaru dengan spesifikasi terbaik, rel 60 yang berstandar tinggi, tidak lengkap jika treatment terhadap rel tidak menggunakan standar terbaik.
“Untuk itu, pengelasan rel KCJB dilakukan dengan metode Flash-butt welding dengan mesin UN-200 dari Tiongkok, Sobat,” jelasnya, dalam @KeretaCepatID.
Proses pengelasan rel KCJB dengan UN-200 ini berlangsung di fasilitas Welding Factory yang berada di Depo Tegalluar Track Laying Base KCJB. Dengan melakukan pengelasan di factory welding, mutu sambungan rel dapat lebih terkontrol.
“Jadi, cara kerja dari Flash-butt welding adalah dengan memanaskan kedua batang rel yang akan disambung dengan mesin UN-200. Setelah mencapai suhu yang dibutuhkan, kedua ujung barang rel tersebut disambung dengan tekanan tertentu hingga benar-benar menyatu dengan sempurna.” ujarnya.
Dengan kecanggihannya, mesin UN-200 mampu memberikan kualitas sambungan yang konsisten pada setiap rel. Karena itulah, diperlukan tukang las khusus untuk mengoperasikannya.
“Tukang Las UN-200 mampu merekam perubahan tekanan dan suhu sambungan selama pemanasan dan pendinginan berlangsung, serta mengidentifikasi sambungan secara otomatis,” tutup KCIC.
Dalam pengerjaan proyek KCJB total dibutuhkan 15.487 pekerja untuk proyek KCJB. Jumlah tersebut dibagi sebanyak 2.010 pekerja dari TKA, sementara 13.477 pekerja dari tenaga kerja lokal.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet mengatakan, jumlah TKA dalam proyek KCJB mengalami penurunan. “Dari awal di dalam proses perencanaan memang diharapkan dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi terkait teknologi kereta cepat perbandingan tenaga asing dbanding tenaga lokal 1:4,” terangnya, Senin (07/02/2022).(dtc)
Editor : kar
Terimakasih telah mengunjungi website kami. Ikuti kami terus di https://detak24.com