Slamet memaparkan pihaknya mengevakuasi 20 kontainer, melibatkan sejumlah personel Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut Tanjung Balai Karimun (SPKKL TBK) dan Relawan Penjaga Laut (Rapala) menggunakan kapal Rapala Bakamla RI.
Slamet bilang akan terus berkoordinasi dengan TNI AL, Polair Karimun dan Basarnas untuk hasil pengamanan kontainer yang sudah dievakuasi.
Insiden kontainer jatuh ke laut ini terjadi saat nahkoda kapal penarik menginstruksikan kru melakukan pemendakan tali ‘towing’. Namun saat itu dikatakan tongkang sudah terlihat miring ke kiri sekitar 30 derajat.
Lalu nahkoda memberi arahan untuk memanjangkan ‘towing’ kembali.
Namun akibat cuaca buruk chip officer TK Mega Daya 43 melakukan komunikasi dengan pihak kantor dan nakhoda untuk segera mengubah haluan menuju Pulau Karimun guna meminta izin untuk mengandaskan tongkang.
“Pada saat proses tarik menuju Pulau Karimun, sebagian kontainer yang berada di Tongkang Marcopolo 188 sebagian telah jatuh ke laut karena kondisi kapal sudah miring,” kata Slamet.(CNN)