Garam Kalahkan Mie dalam Pencarian Google, Belanja Daring

Jakarta, detak24.com — Data terbaru Google Trends menunjukkan pencarian bahan pokok naik 24 persen pada Maret 2022. Khususnya untuk pencarian online sayur, garam, dan telur jelang Ramadan dan Hari Raya Lebaran 2022.

Laporan dari L.E.K Insights (pada November 2021) menunjukkan, penjualan bahan pokok secara online tumbuh 4-5 kali lipat dari 2019 hingga 2020. Hal itu berlanjut di Kuartal I (Q1) 2021 hingga Q1 2022, yang menurut data Google, trend pembelian kebutuhan pokok masyarakat Indonesia juga bertumbuh pesat.

ADVERTISEMENT

“Tren ini sejalan dengan laporan 2021 e-Conomy SEA yang menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia yang didorong oleh e-commerce tumbuh sekitar 52 persen per tahun dan nilainya diperkirakan mencapai US$104 miliar (CAGR) hingga 2025,” ucap Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia.

CAGR atau Compound Annual Growth Rate yakni tingkat pertumbuhan per tahun selama rentang periode tertentu. Dalam hal ini pertumbuhan pembelian kebutuhan pokok melalui e-commerce.

Secara khusus, Google Trends yang dapat dilihat di Tab Shopping di Google Search juga mencatat kenaikan minat penelusuran pada sejumlah bahan pokok utama selama periode satu tahun dari Q1 2021 hingga Q1 2022.

Sebut saja penelusuran untuk “sayur” yang disebut tumbuh 90 persen, untuk “garam” tumbuh 60 persen, dan “madu” 50 persen. Selain itu, penelusuran “mie” juga naik 25 persen, disusul penelusuran “telur” naik 22 persen dan “susu” 18 persen.

Diketahui, mi instan menjadi incaran warga jelang bulan puasa dan lebaran hingga sempat langka meski kemudian segera teratasi.

Randy menambahkan pandemi Covid-19 lebih dari dua tahun terakhir menciptakan tambahan 21 juta pengguna internet di Indonesia. Kondisi itu juga yang akhirnya membuat banyak pengguna berbelanja bahan pokok secara online.

Senada, Edward Kilian Suwignyo selaku Chief Marketing Director BliBli.com mengatakan kenaikan pembelian kebutuhan pokok secara online jadi kian masif sejak pandemi.

“Awalnya pembelian online ini jadi opsi. Tapi kondisi membuat ini menjadi solusi dan support system yang memudahkan masyarakat,” ucap Edward dalam Press Briefing, Kamis (12/5).

Di sisi lain, General Manager YuGov Indonesia selaku perusahaan riset dan konsultasi pasar, Edward Hutasoit menambahkan kenaikan pengguna jasa online service untuk berbelanja kebutuhan pokok juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai dari promo, diskon, kemudahan membayar, kelengkapan barang, kecepatan pengiriman sampai kemudahan penggunaan aplikasi.

“Marketnya masih besar. Mereka yang tidak pernah belanja groceries adalah mereka yang adaptive terhadap perubahan teknologi atau sesuatu yang baru. Pasarnya besar karena masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi,” terang Edward.(cnn)

Editor : Kar

 

ADVERTISEMENT