BANDUNG, detak24.com – Entah setan apa yang merasuk di tubuh Nano, warga Bandung ini. Tanpa rasa kemanusiaan, ia menusuk seorang guru SD di depan pintu gerbang sekolah hingga tewas seketika. Korban sendiri adalah mantan isteri pelaku yang hendak mengajar di hari naas itu.
Ati Rohaeni (50) nama buk guru tersebut, terkapar di depan gerbang sekolah dasar (SD). Dia ditikam oleh mantan suaminya sendiri bernama Nano diduga akibat permasalahan rumah tangga.
Baca Juga :
Penebang Kayu di Pelalawan Tewas Dimangsa Harimau, Kondisi Jasad Mengerikan
Sepanjang Januari, 22 Kasus Kecelakaan di Tol Pekanbaru-Dumai
Insiden berdarah itu dialami Ati yang merupakan guru SD Negeri 032 Tilil, Kota Bandung pada Senin (7/2/2022). Ati ditusuk pisah dapur oleh suaminya tepat di gerbang sekolah. Ati mengembuskan nafas terakhir usai ditusuk mati.
“Dengan menggunakan pisau dapur yang dibawa oleh pelaku dan dilakukan penusukan. Ibu guru tersebut seketika meninggal di tempat,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Trihandoyo di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung.
Kejadian bermula saat Ati hendak masuk sekolah untuk mengajar. Baru berjalan melewati gerbang, Ati dihampiri oleh mantan suaminya. Nano dengan nekat langsung menusukkan pisau ke arah perut buk guru itu meski disaksikan banyak orang. Ati tergeletak seketika hingga nyawanya tak tertolong.
Pelaku tak kabur usai menusuk mantan istrinya. Dia justu masih berada di lokasi sampai polisi datang dan menangkapnya. Nano lantas dibawa ke Coblong dan dijebloskan ke bui.
“Setelah menusuk, dia tetap diam di situ supaya datang pihak keamanan. Kepolisian datang mengamankan pelaku,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Prihatna mengatakan pemicu kejadian ini gegera masalah keluarga. Nano marah karena tidak dilibatkan dalam acara pernikahan anaknya yang kini tinggal bersama Ati.
“Motif dendam. Pada 12 Februari ini anak mereka mau menikah. Nah, si pelaku merasa sakit hati tidak dilibatkan dalam pernikahan tersebut,” kata Prihatna di SDN 032 Tilil, Senin (7/2).
Prihatna mengungkap korban dan anaknya tak melibatkan pelaku dalam acara pernikahan karena sejak balita ditinggal oleh ayahnya tersebut. “Pelaku berjanji kalau sampai hari H tidak dilibatkan, minta dihapus kartu keluarga,” ucapnya.
Bahkan, sebelum kejadian pembunuhan ini, pelaku sempat ngamuk di sekolah, Jumat (4/2). Personel Polsek Coblong waktu itu sempat datang ke sekolah karena korban merasa ketakutan dengan ulah pelaku.
“Saya waktu Jumat ikut mendamaikan. Pelaku marah-marah di kelas, tapi saya amankan, tidak baik bagi kejiwaan anak-anak. Saya ajak bicara di ruang kepala sekolah, pelaku agak reda. Tiba-tiba bu Ati menelepon Polsek Coblong. Datang dari pihak kepolisian dua orang, terjadi diskusi saling memaafkan. Sekarang tidak menyangka ada kejadian seperti ini,” tutur Prihatna.(dtc)
Terimakasih telah mengunjungi website kami. Ikuti kami terus di https://detak24.com