Senin, April 21, 2025

Serangan Terdahsyat Akhiri Gencatan Senjata, Sehari Israel Bunuh 413 Warga Palestina 

GAZA, detak24com – Gelombang serangan udara yang mengakhiri gencatan senjata di Gaza, menandai eskalasi terbesar konflik. Dalam sehari, 413 warga Palestina tewas.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa serangan ini “baru permulaan” dan akan terus berlanjut hingga Israel mencapai tujuan perangnya, yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut.

Negosiasi gencatan senjata lebih lanjut, kata Netanyahu dalam pidato televisi Selasa (18/3/2025) malam, akan berlangsung “di bawah tembakan”. Ini adalah pernyataan pertamanya setelah serangan yang menewaskan lebih dari 400 orang dalam satu hari, menjadi hari paling berdarah sejak awal perang pada 2023.

“Hamas sudah merasakan kekuatan tangan kami dalam 24 jam terakhir, dan saya ingin berjanji kepada Anda-dan kepada mereka-bahwa ini baru permulaan,” ujar Netanyahu, sebagaimana dikutip The Guardian.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperkirakan bahwa perang di Gaza bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan.

“Hamas harus memahami bahwa aturan permainan telah berubah,” kata Israel Katz, Menteri Pertahanan Israel lainnya, dalam kunjungannya ke pangkalan udara.

Ia menambahkan, “Gerbang neraka akan terbuka dan mereka akan menghadapi kekuatan penuh IDF di udara, laut, dan darat” jika Hamas tidak membebaskan sandera.

Perintah Evakuasi

Militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi wilayah utara dan timur Gaza, mengindikasikan kemungkinan serangan darat dalam waktu dekat.

Otoritas kesehatan Palestina melaporkan 404 korban jiwa akibat serangan tersebut. Namun angka yang diperbarui menyatakan korban tewas mencapai 413 orang. Sementara itu, lebih dari 600 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pejabat militer Israel mengeklaim bahwa serangan tersebut menargetkan komandan militer Hamas serta pejabat politik kelompok tersebut.

Laporan dari lapangan menyebutkan bahwa serangan udara dan tembakan artileri masih terus berlanjut sepanjang sore hingga malam. Para petugas bantuan di Gaza melaporkan bahwa ratusan hingga ribuan orang mulai mengungsi untuk mematuhi perintah evakuasi Israel.

“Tidak ada ketahanan. Orang-orang… dalam kondisi yang sangat lemah, baik secara fisik maupun psikologis,” kata seorang pejabat bantuan di Gaza kepada The Guardian.

Di Washington, juru bicara Gedung Putih mengatakan bahwa Israel telah berkonsultasi dengan pemerintahan AS sebelum melancarkan serangan ini.

Adapun serangan dilaporkan terjadi di Gaza utara serta di kota-kota Deir al-Balah dan Khan Younis di bagian tengah. Salah satu serangan dilaporkan menewaskan 17 anggota satu keluarga di Rafah, termasuk lima anak, orang tua mereka, serta seorang pria dengan tiga anaknya, menurut laporan tenaga medis di rumah sakit setempat.

Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan di rumah sakit Nasser di Khan Younis, di mana pasien tergeletak di lantai, beberapa di antaranya berteriak kesakitan, sementara seorang gadis kecil menangis saat lengannya yang berlumuran darah diperban.

Di rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, para penyintas mengadakan pemakaman darurat bagi puluhan jenazah yang berjejer di halaman.

Para ibu meratapi tubuh anak-anak mereka yang berlumuran darah sementara pesawat tempur terus berdengung di langit. Dokter berjuang keras menangani arus korban yang terus berdatangan.

Korban tewas termasuk pejabat tinggi Hamas, termasuk pemimpin politik tertinggi di Gaza dan beberapa menteri, selain banyak perempuan dan anak-anak, menurut pejabat Palestina.

Klaim Israel

Juru bicara militer Israel Letkol Nadav Shoshani menyatakan bahwa serangan ini diluncurkan setelah intelijen menemukan rencana Hamas untuk melakukan serangan baru guna menculik atau membunuh warga sipil atau tentara Israel.

Hamas juga disebut menolak membebaskan lebih banyak dari 59 sandera yang masih ditahan di Gaza, yang menurut Israel merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Januari.

“Hamas bisa saja memilih jalur lain. Mereka bisa memilih untuk membebaskan semua sandera, tetapi mereka malah memilih penolakan, teror, dan perang,” kata Shoshani dalam sebuah pernyataan.

Kantor Netanyahu mengeklaim bahwa Hamas menolak proposal dari utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, untuk memperpanjang jeda pertempuran. Hamas sendiri menyatakan bahwa pembebasan sandera seharusnya terjadi pada fase kedua yang telah disepakati Israel pada Januari, tetapi Israel sejak itu menolak membahas atau menerapkannya.

Fase pertama dari gencatan senjata yang disepakati Januari lalu melibatkan pembebasan 25 sandera Israel yang masih hidup dan pemulangan jenazah delapan sandera lainnya oleh kelompok militan Gaza, dengan imbalan pembebasan sekitar 1.900 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Dalam fase kedua, rencananya akan dilakukan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pembebasan seluruh sandera, dan penghentian perang secara permanen.

Namun, dengan dukungan AS, Israel justru mendorong pertukaran sandera dengan lebih banyak pembebasan tahanan Palestina serta jeda pertempuran selama 30 hingga 60 hari, sesuai dengan proposal Witkoff.

Bulan ini, Israel memblokir pengiriman bantuan ke Gaza dan memutus pasokan listrik yang tersisa guna menekan Hamas.

Pejabat Hamas, Taher al-Nunu, mengatakan bahwa komunitas internasional sedang menghadapi “ujian moral”.

“Mereka bisa memilih untuk membiarkan kembalinya kejahatan yang dilakukan oleh tentara pendudukan, atau mereka bisa menegakkan komitmen untuk mengakhiri agresi dan perang terhadap rakyat tak bersalah di Gaza,” imbuh Nunu. (*)

Editor : Kar 

 

Terpopuler

Tentara Rusia Tembak Mati Ibu Dua Anak Saat Coba Kabur dari Ukraina

UKRAINA, detak24.com -- Tentara Rusia menembak mati ibu dua...

London Target Pertama Rudal Rusia, Jika Terjadi Perang Dunia III

Moskow, detak 24.com - London dikatakan bakal menjadi target...

PENEMBAKAN Massal Perayaan Imlek, 10 Orang Tewas di Los Angeles

LOS ANGELES-, detak24.com - Penembakan massal terjadi di sebuah...

MENTERI Israel dan Pemukim Yahudi Kuasa Masjid Aqsa, Larang Muslim Beribadah

GAZA, detak24com - Ratusan pemukim Yahudi dipimpin Menteri Keamanan...

INDONESIA Berduka, Wapres Malawi Tewas Kecelakaan Pesawat di Chikangawa

Jakarta, detak24com - Wakil Presiden (Wapres) Malawi Dr Saulos...

Taman Nasional Tesso Nilo Diamuk Si Jago Merah, Empat Hektare Jadi Bara 

PELALAWAN, detak24com - Karhutla melanda kawasan Taman Nasional Tesso...

Empat Napi Dugem di Pekanbaru Dikirim ke Nusa Kambangan

PEKANBARU, detak24com - Empat napi dugem di Rutan Pekanbaru...

Jembatan Siak V Pekanbaru Masuk PSN Presiden Prabowo, Begini Potensinya 

PEKANBARU, detak24com - Proyek Jembatan Siak V resmi masuk...

Warga Desa Rambah Muda Rohul Diangkut Polisi di Siang Bolong, Ini Kasusnya 

ROHUL, detak24com - Polsek Rambah Hilir mengungkap peredaran sabu...

Terpergok Bongkar Sekolah, Maling di Pekanbaru Bonyok Dibogem Petugas Ronda

PEKANBARU, detak24com - Maling berinisial JB alias Jimmy (42)...

Dikeroyok Debt Collector, Emak emak Pekanbaru Terkapar di Depan Kantor Polisi

PEKANBARU, detak24com - Seorang emak emak berinisial RP (31)...

Dua Terciduk, Polisi Bongkar Peredaran Sabu di Desa Jake Kuantan Tengah 

KUANSING, detak24com - Dua pemuda dicegat polisi saat mengemudi...

Pria Bisu Terkapar Jadi Mayat di Pos Pemuda Pancasila Duri 

DURI, detak24com - Warga sekitar Jalan Babusalam, Kelurahan Air...

Related Articles

Popular Categories