DETAK24COM

Cepat Lugas dan Akurat

Perang India – Pakistan Ancam Ekspor CPO Riau

PEKANBARU, detak24com – Perang yang terjadi antara India dan Pakistan akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia, termasuk volume ekspor CPO atau minyak kelapa sawit mentah.

Pengamat Ekonomi Universitas Riau, Dahlan Tampubolon mengatakan India adalah salah satu importir CPO terbesar di dunia, dan Indonesia merupakan pemasok utama.

Dikatakannya, India kembali menaikkan pajak impor CPO, menjadi faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Kendati merupakan faktor independen yang tidak ada kaitannya dari ketegangan dengan Pakistan, etap dapat mempengaruhi volume impor CPO dari Indonesia.

“Meskipun ketegangan India dan Pakistan berpotensi menciptakan risiko terhadap kelancaran impor CPO oleh India dari Indonesia, dampaknya secara langsung mungkin terbatas kecuali situasi meningkat secara signifikan atau ada perubahan kebijakan perdagangan yang spesifik,” ujar Dahlan, Ahad (11/05/25)

“Gangguan logistik atau perubahan fokus kebijakan di India akibat ketegangan tidak dapat sepenuhnya diabaikan. Pemerintah Indonesia perlu memantau situasi dan melakukan langkah-langkah diplomasi yang diperlukan untuk menjaga kelancaran ekspor CPO ke India,” tambahnya.

Ia mengungkapkan jika perang antara India dan Pakistan terus berlanjut maka akan memiliki dampak negatif terhadap ekonomi Riau, dimana penurunan permintaan dari India akan menyebabkan penumpukan stok CPO di Riau, yang berpotensi menurunkan harga jual.

“Berkurangnya volume atau nilai ekspor CPO ke India akan secara langsung mengurangi pendapatan devisa Riau dan kontribusi sektor ini terhadap PDRB Riau. Industri pengolahan CPO dan sektor-sektor lain yang terkait dengan kelapa sawit di Riau juga dapat terkena dampaknya jika ekspor terganggu,” jelasnya.

Dia menilai, kalau perang yang bakal terjadi akan berlangsung lama, penurunan permintaan berlangsung lama, perusahaan-perusahaan kelapa sawit di Riau mungkin terpaksa melakukan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja.

“Di tingkat petani penurunan harga CPO di tingkat internasional dan nasional dapat berimbas pada harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yang akan mengurangi pendapatan mereka,” jelasnya

Pengamat Ekonomi Universitas Riau ini juga menjelaskan meskipun hubungan bilateral Indonesia dan India saat ini masih terjalin dengan baik, adanya perang antara India dan Pakistan tetap menimbulkan ketidakpastian dan potensi risiko bagi ekspor CPO Indonesia.

“Dalam situasi seperti ini, Indonesia perlu mengambil langkah yang bijaksana dan strategis dengan melakukan diversifikasi pasar CPO. Perang antar negara tetangga, meskipun tidak melibatkan Indonesia secara langsung, dapat menciptakan ketidakstabilan regional. Hal ini dapat mempengaruhi arus perdagangan, logistik, dan sentimen pasar secara keseluruhan, termasuk pasar India,” katanya.

Ia menambahkan dalam situasi perang, pemerintah India mungkin akan lebih fokus pada keamanan nasional dan stabilitas ekonomi domestik. Hal ini berpotensi memicu perubahan kebijakan perdagangan yang mungkin tidak menguntungkan bagi ekspor Indonesia, meskipun saat ini hubungan bilateral baik.

“Misalnya, India bisa saja mencari alternatif pasokan dari negara lain misalnya Malaysia untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara. Perang dapat berdampak negatif pada perekonomian India, yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Kalau ketegangan antara India dan Pakistan berujung peperangan, dampaknya penurunan daya beli atau resesi di India yang akan secara langsung mengurangi permintaan impor, termasuk CPO,” cakapnya.

Ia mengungkapkan pengalaman dari konflik geopolitik di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa perang dapat membawa dampak ekonomi yang meluas dan tidak terduga bagi negara-negara yang terlibat maupun negara-negara mitra dagangnya. Diversifikasi pasar CPO merupakan strategi jangka panjang yang baik untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu atau dua pasar utama.

“Dengan memiliki banyak tujuan ekspor, Indonesia akan lebih tahan terhadap gejolak ekonomi atau politik di negara mitra dagang tertentu. Namun perlu diingat bahwa India adalah pasar yang sangat besar dan penting bagi ekspor CPO Indonesia. Meninggalkan pasar ini bukanlah keputusan yang mudah dan memerlukan kajian yang mendalam,” tutupnya dikutip dari cakaplah. (Ree)

Editor : Kar