Viral Murid SD Dianiaya Orangtua Teman dalam Kelas di Pekanbaru

Murid SD di Pekanbaru dianiaya orangtua temannya dalam kelas. f : ist
PEKANBARU, detak24com – Belakangan ini heboh di media sosial aksi kekerasan fisik dialami anak didik dalam kelas di SDN 34 Kuantan 5, Pekanbaru.
Dalam video yang beredar, seorang murid kelas VI berinisial F diduga menjadi korban penganiayaan oleh orangtua salah satu murid berinisial G dalam kelas pada 30 Agustus lalu.
“Ditampar kepala, dicekik,” ujar si anak di video tersebut.
Hal tersebut sontak membuat banyak warganet mempertanyakan kebenaran versi lengkap dari video yang tersebar itu.
Kepala SDN 34 Pekanbaru, Rosma Hanum SHum mengatakan, kejadian sebenarnya tidak serta merta seperti yang tampak di video.
Dia menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 30 Agustus sekitar pukul 11.20 WIB siang, saat siswa pulang sekolah. Ia mengaku saat kejadian sedang tidak sehat, sehingga pulang lebih cepat.
Namun, ia sudah memastikan kepada para saksi, baik guru yang berada di kelas maupun para murid.
“Dari penuturan saksi, kejadian itu awalnya terjadi saat jam pelajaran. Berlanjut pada waktu pulang sekolah,” kata Rosma, Senin (08/09/25).
Masih menurut penuturan guru, kejadian bermula ketika F (korban) menegur G yang merupakan teman sekelasnya. Korban diberi tugas oleh guru untuk mencatat murid-murid yang tidak serius atau bermain-main dalam belajar.
“Saat itu, F menurut guru selain menegur juga menendang meja G. Sudah sempat dinasihati oleh guru saat dalam kelas,” ujarnya.
Kemudian, saat jam pulang sekolah ketika para orangtua menjemput anak, G melaporkan kepada sang ayah bahwa ia telah diganggu oleh F.
Menurut Rosma, ayah G kemudian menjemput sang istri ke rumah dan kembali ke sekolah, lalu mempertanyakan langsung kepada F. Namun, respon korban disebut tidak sopan dan terkesan menyepelekan.
“Saat itu, menurut penuturan guru, orangtua G tidak terima karena merasa tidak dihargai oleh F hingga menarik kerah baju korban. Kemudian adik F melaporkan hal tersebut ke kedua kakaknya (rumah dekat dengan sekolah), laki-laki dan perempuan dewasa. Di saat itulah video direkam oleh pihak keluarga F, dan adu mulut pun tak terelakkan,” jelas Rosma.
Namun, Rosma menegaskan, dia sudah memastikan kepada saksi baik guru maupun murid, bahwa F hanya ditarik kerah bajunya oleh ayah G. Tidak sampai ada pemukulan atau pencekikan seperti yang disampaikan F.
Rosma menambahkan, pihak keluarga F mengaku telah melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Ia sendiri siap jika diminta memberikan keterangan.
Meski begitu, Rosma berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan, apalagi siswa kelas VI akan segera menghadapi persiapan ujian kelulusan.
“Harapan saya, masalah ini selesai dan tidak digoreng lagi. Keduanya siswa kelas VI, sebentar lagi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Kalau berlarut, anak-anak jadi tidak fokus. Kita harapkan kedua belah pihak berdamai, selesai baik-baik, dan kita akan memediasi dalam pertemuan, termasuk dengan Dinas Pendidikan,” katanya.
Rosma menyebut, saat ini pihak sekolah sedang mencari waktu yang tepat agar kedua belah pihak bisa duduk bersama menyelesaikan persoalan.
“Kita dari pihak sekolah pada intinya tidak membela siapapun dalam kasus ini. Yang jelas kita ingin hal ini berakhir damai, untuk kebaikan anak-anak kita juga,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang SD Disdik Pekanbaru, Sardius mengaku, pihaknya setelah mengetahui peristiwa tersebut pada hari yang sama. Atas arahan Plt Kepala Dinas Pendidikan, Masykur Tarmizi, ia langsung menindaklanjutinya dan meminta klarifikasi pihak sekolah.
“Kita dari dinas langsung respon cepat saat peristiwa tersebut mencuat di media sosial. Kita mendengarkan klarifikasi dari sekolah. Kalau memang ada kesalahan dari pihak sekolah, akan dilakukan pembinaan dan teguran,” katanya.
“Kita juga akan segera mendengarkan kedua belah pihak orangtua. Nanti kita ambil sikap. Kita berharap persoalan ini dapat berakhir damai,” pungkasnya.
Lebih jauh, Kepsek mengatakan, baik pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan berharap persoalan ini bisa selesai dengan baik dan bijaksana.
“Supaya anak-anak lebih fokus untuk menghadapi ujian ANBK dan silaturahmi orangtua bisa terjaga untuk kelanjutan dan kenyamanan proses dan kelanjutan pembelajaran,” pungkasnya dikutip dari cakaplah. (Red
Editor : Kar