DUMAI, detak24.com — SDN 010 dan SDN 022 Jaya Mukti, Dumai Timur kolaborasi mengadakan diklat antisipasi toxic dan bullying terhadap anak didik.
Kegiatan mengupas kondisi aktual “Mengelola Kecerdasan Sosial Emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Ramah Anak di Era Toxic”.
Diklat dibuka resmi Kadisdikbud diwakili
Pengawas Sekolah, Asniarni SPd MPd.
Kepala Dinas (Kadis) PPPA Dumai Maini Asna MS dihadirkan sebagai narasumber bersama Korwas Disdikbud Dumai, Wasri SPd.
Kegiatan yang menghadirkan kedua narasumber berlangsung baru-baru ini di aula Panti Asuhan Halimatussaya’diyah Muhammadiyah, Jalan Janur Kuning, melibatkan seluruh majelis guru kedua sekolah.
Dipimpin Kepala SDN 010 sekaligus Plt Kepala SDN 022 Jaya Mukti, Sartun SPd MPd, kegiatan ini turut dihadiri Komite Sekolah. Puncak kegiatan dirangkai sesi dialog.
Dua sesi dialog menyikapi berbagai kasus penyimpangan perilaku individu dalam konteks sosial masyarakat. Dari perbuatan menyimpang yang mengemuka, ternyata kejadiannya ada di sekitar lingkungan kita.
Lebih lanjut diingatkan kedua nara sumber, era toxic membawa dampak buruk bagi masyarakat. Dampak negatif penggunaan media sosial di era ini, tak kecuali bullying, bahkan merambah dunia pendidikan.
Guru, peserta didik, tenaga kependidikan meliputi pegawai tata usaha, dan penjaga sekolah tidak luput dari bayang-bayang ekses buruk teknologi yang terus berkembang.
Toxic sendiri adalah istilah yang menggambarkan lingkungan atau individu yang memberikan dampak negatif kepada orang lain. Diera media sosial seperti saat ini, perilaku tersebut kian marak.
Menyikapi itu, ke hadapan peserta diklat nara sumber mengingatkan agar seluruh warga sekolah menjauhkan diri dari perilaku toxic, ataupun perilaku bullying.
“Era media sosial menimbulkan berbagai ekses dalam kehidupan sosial bahkan merambah dunia pendidikan kita. Berhati-hatilah menggunakan media sosial,” ajak Kadis PPPA Maini Asna.
Dalam sambutannya, Kepala SDN 010 Jalan Flamboyan sekaligus Plt Kepala SDN 022 Jalan Teladan Jaya Mukti Sartun SPd MPd menekankan arti penting diklat yang dijalani seluruh jajaran dikedua sekolah.
Selain tentu memberi pengaruh baik, media sosial justru banyak membawa pengaruh buruk. Tidak kecuali terhadap pendidik, tenaga pendidikan maupun masyarakat luas.
“Kita ada di garda depannya, karena kita pelaku utama penyelenggara pendidikan. Mari bentengi dulu diri kita dari pengaruh yang tidak baik zaman digital ini,” ajak Sartun.
Tujuan diklat, lanjut Sartun, sebagai ajang refleksi diri oleh pendidik maupun bagi tenaga kependidikan. “Ini sekaligus pembekalan bagi guru untuk diimplementasikan ke peserta didik di semester depan,” rinci Kepala Sekolah.
Pimpinan sekolah berkacamata ini .berharap, guru lebih paham dan lebih tahu bahwa sekolah ramah anak atau yang saat ini kita berikan pendidikan, bimbingan, memberikan layanan kepada peserta didik sesuai kodrat si peserta didik.
“Kita berharap terjalinnya hubungan baik kepala sekolah dengan majelis guru, guru dengan siswa akan meningkatkan pelajaran. Juga guru-guru, tingkatkan keharmonisan,” tambah Kepala Sekolah.
Bidang Pengawas PAI Membawahi TK, SD, SLTP Korwas Disdikbud Dumai, Wasri SPd, mengharapkan terciptanya keharmonisan seluruh warga sekolah. Hubungan yang baik kepala sekolah dan guru meningkatkan kinerja sekolah.
“Terhadap murid akan meningkatkan kualitas belajarnya. Dengan walimurid juga akan meningkatkan keharmonisan, kekompakan. Sehingga, tujuan belajar akan tercapai,” papar Wasri. (Red)
Editor : Kar