PELALAWAN, detak24com – Seorang pria paruh baya tewas diterkam harimau dengan kondisi mengenaskan di areal PBPH Pelalawan.
Informasi diperoleh Rabu (19/03/25), orban bernama Yafao Zebua (50) ditemukan tak bernyawa pada Kamis (13/03/25) malam. Dengan kondisi luka cakaran di kepala bagian belakan dan leher serta paha kanan.
Mengetahui konflik manusia dengan harimau tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau lalu memasang perangkap dan berhasil menangkap harimau pemangsa manusia itu.
Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, Rabu (19/30/25) mengatakan, itangkapnya satwa endemik Pulau Sumatera itu untuk menghindari terjadinya kembali konflik dengan manusia.
Sebab, seorang pekerja perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) menjadi korban keganasan Panthera Tigris Sumatrae.
“Korban bernama Yafao Zebua (50), ditemukan tak bernyawa pada Kamis (13/03/25) malam, dengan kondisi luka cakaran di kepala bagian belakan dan leher serta paha kanan,” ujarnya, Rabu (19/03/25).
Usai kejadian tersebut, pihaknya pada Jumat (14/03/25) lalu menurunkan Unit Penyelamatan Satwa (UPS) ke TKP.
“Boxtrap yang dipasang sebanyak 2 unit pada TKP serta dekat camp pekerja. Lokasi ini merupakan jalur lintasan harimau berdasarkan jejak yang ditemukan,” jelas Genman.
Dua hari setelah pemasangan, tepat pada Ahad (16/03) satwa itu masuk ke dalam kandang jebakan yang dipasang di TKP.
“Setelah itu, tim mengevakuasi harimau ke camp pekerja menggunakan kendaraan air. Dilanjutkan evakuasi ke kandang habituasi sebelum pelepasliaran ke alam,” ungkapnya.
Meski berhasil ditangkap, tim masih melakukan upaya pencegahan. Beberapa hari ke depan masih meningkatkan patroli di area rawan konflik.
“Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang cara bertindak bilamana bertemu satwa Harimau Sumatera. Serta mendorong penerapan sistem peringatan dini di sekitar wilayah yang berbatasan dengan habitat satwa liar,” urainya.
BBKSDA Riau mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan jejak atau melihat keberadaan satwa Harimau Sumatera di sekitar pemukiman.
Laporan dapat disampaikan melalui call center BBKSDA Riau atau aparat desa setempat. Selain itu, untuk menjaga rantai makanan satwa di alam liar, BBKSDA Riau juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perburuan satwa yang biasa menjadi mangsa satwa Harimau Sumatera, seperti satwa rusa dan babi hutan, dikutip detak24com dari haluanriau. (*)
Editor : Kar
