DETAK24COM

Cepat Lugas dan Akurat

Wali Murid Didampingi TNI Minta Maaf Sebut Anak Muntah Santap MBG 

Wali murid didampingi TNI minta maaf sebut anak muntah santap MBG. f : ist

DETAK24COM – Video wali murid yang meminta maaf karena sebut anaknya muntah setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), viral di media sosial.

Rekaman berisi klarifikasi mengenai pernyataan adanya siswa mabuk karena MBG tersebut beredar di Kabupaten Pamekasan pada Kamis (18/9/2025).

Baca juga : Viral Bokep Sahroni dengan Nafa Urbach, Fakta atau Akal-akalan Netizen?

Video tersebut berdurasi 1 menit 17 detik. Tampak salah satu wali murid atas nama M Zaini menyampaikan permintaan maaf sambil membaca teks di ponsel.

Ia tampak didampingi anggota TNI, kepala sekolah, dan wali murid lainnya saat menyampaikan permintaan maaf tersebut.

Baca juga : Ribuan Siswa Keracunan, JPPI Desak Presiden Setop Makan Bergizi Gratis 

M Zaini tampak gugup membaca teks di ponselnya. “Kami M Zaini, wali murid dari Rafi Ahmad yang tadi muntah-muntah ternyata temannya empat orang,” kata M Zaini dalam rekaman video.

Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa siswa melihat salah satu temannya muntah.

Akhirnya ikut muntah, sehingga menjadi penyebab siswa yang lain juga ikut muntah.

“Kami M Zaini minta maaf dengan suara tadi. Karena kami sebagai orang tua kaget atau cemas anak kami pulang sekolah bajunya kena muntah semua,” katanya masih dalam rekaman video.

Dia meminta maaf pula karena menyatakan ada anak yang muntah karena makan menu MBG.

“Semua guru Pasanggar 1 menyatakan muntah semua tidak benar. Alhamdulillah anak kami sehat semua,” katanya.

Rekaman video ini menyebar di sejumlah pihak sebagai bentuk upaya klarifikasi bahwa siswa bukan muntah akibat menu MBG.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, M Zaini mengaku meminta maaf atas permintaan salah satu pihak.

“Benar saya minta maaf atas pernyataan saya di voice yang sempat menyebar. Saya meminta maaf agar persoalan segera selesai dan anak saya sudah sehat,” katanya.

Dia menegaskan, permintaan maaf dilakukannya bukan karena takut kepada pihak manapun.

Namun, hanya untuk menjaga kondusivitas.

Sementara itu, Kepala SDN Pasanggar 1 Pegantenan, Gazali sebelumnya membantah ada perekaman video yang melibatkan siswa dan wali murid.

“Tidak pernah ada,” katanya.

Dia menegaskan, permintaan maaf dilakukannya bukan karena takut kepada pihak manapun.

Namun, hanya untuk menjaga kondusivitas.

Sementara itu, Kepala SDN Pasanggar 1 Pegantenan, Gazali sebelumnya membantah ada perekaman video yang melibatkan siswa dan wali murid.

“Tidak pernah ada,” katanya.

Sementara itu, menurut polisi, siswa yang muntah diduga setelah mengkonsumsi menu MBG jumlahnya delapan orang.

Kepastian jumlah siswa ini diperoleh setelah jajaran Unit Reskrim Polsek Pegantenan melakukan penyelidikan.

Setelah kami lakukan penyelidikan total ada delapan siswa yang muntah-muntah dan diduga setelah mengkonsumsi menu MBG,” kata Kapolsek Pegantenan, Iptu Heri Siswanto.

Polisi juga menemukan adanya upaya pembuatan video yang berisi klarifikasi dari siswa dan wali murid mengenai insiden muntah tersebut.

Diduga, video permintaan maaf yang dibuat orang tua itu atas tekanan pihak lain.

Sementara itu, sebanyak 552 porsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) ditarik dari SMAN 3 Bangkalan pada Selasa (16/09/25).

Kasus ini masih menjadi perbincangan hangat masyarakat, khususnya di kalangan wali siswa di Kota Bangkalan dalam dua hari terakhir.

Penarikan ratusan porsi makanan program prioritas pemerintah dalam upaya pemenuhan gizi siswa ini tidak lain karena bau menyengat yang muncul saat dilakukan pengecekan oleh pihak guru dan perwakilan siswa.

Pemeriksaan rutin terhadap menu MBG memang menjadi standar operating procedure (SOP) pihak SMAN 3 Bangkalan setelah menerima dari pihak Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur penyedia makanan.

Sebagaimana pemeriksaan yang dilakukan di ruang kelas IPA, Kamis (18/09/25).

“Sebelum menu-menu MBG diserahkan kepada siswa, kami harus melihat terlebih dahulu. Ternyata saat Hari Selasa itu, setelah dilihat muncul bau tidak enak,” ungkap Kepala SMAN 3 Bangkalan, Hendrik Dewantara di hadapan awak jurnalis.

Mendapati kondisi menu MBG tidak seperti biasanya pada Selasa, lanjut Hendrik, beberapa guru akhirnya memanggil siswa dari perwakilan OSIS hingga perwakilan dari setiap ketua kelas.

Ternyata setelah dibuka dan dicium, memang ada bau yang terindikasi basi.

“Kami menanyakan kepada murid apakah sama bau yang kami rasakan, ternyata sama. Kami tidak membuka semua, tetapi mengambil sampel pada masing-masing tumpukan. ternyata sama (bau).”

Kami kemudian menghubungi pihak supervisor (SPPG) dan datang untuk mengecek dan langsung menarik makanan,” jelas Hendrik.

Menu MBG pada Selasa tersebut menyuguhkan nasi, rolade seiris daging, satu iris tempe, satu irisan buah melon.

Dalam setiap harinya, pengiriman MBG tiba di SMAN 3 Bangkalan sekitar pukul 09.00 WIB.

Kondisi menu MBG yang tak layak pada Selasa, memaksa para siswa membeli makanan dan minuman di kantin sekolah karena tidak membawa bekal.

“Kalau tidak salah rolade atau olahan daging, jadi baunya ini kan beda dengan daging biasa (segar). Tapi kalau rolade dalam kondisi basi, kan baunya sangat menyengat.”

“Jadi kami tidak berani memberikan kepada siswa, takut nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keracunan atau apapun,” terang Hendrik.

Informasi yang didapat Hendrik dari pihak SMKN 1 & 3 Bangkalan menyebutkan bahwa menu MBG pada Selasa juga ditarik oleh pihak SPPG.

“Apakah diganti atau tidak, kami akan komunikasi kembali. Tapi saat itu tidak langsung diganti hingga sekarang,” imbuhnya. (Red)

Editor : Kar