SIAK, detak24com – Seorang warga Kecamatan Bungaraya inisial AU melapor ke Bawaslu terkait praktik money politics jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Siak.
Ia didampingi rekannya datang ke Kantor Bawaslu Siak sambil membawa bukti sejumlah uang yang dititipkan kepadanya dari tim Paslon 03 Alfedri-Husni (petahana), serta ada alat bukti lainnya yang ia serahkan kepada pihak Bawaslu Siak.
Baca juga :
Jelang PSU Siak, Petani di Jayapura Terima Uang Rp 16 Juta untuk Dibagi ke…
PSU Siak Memanas, Serangan Politik Uang via Akun Dana hingga Rp 1 Juta per…
Kemenangan Afni – Syamsurizal Tertunda, MK Putuskan Coblos Ulang di Tiga TPS Pilkada Siak
“Ya, saya tidak mau terlibat makanya saya putuskan untuk menyampaikan ini ke Bawaslu,” ujar AU usai mendatangi kantor Bawaslu Siak, Senin (10/03/25).
Ia menceritakan telah menerima uang sebesar Rp 32 juta dari tim Paslon 03 atas nama Juprizal. Dia diperintahkan untuk mendistribusikan uang tersebut kepada masyarakat di sekitar TPS 3 Jayapura, Kecamatan Bungaraya salah satu tempat PSU nanti.
Ia mengaku uang itu belum dibagikannya karena merasa takut dan rasa bersalah. AU pun awalnya berinisiatif mengembalikan uang itu pada Juprizal.
“Saya sudah menghubungi beliau, dia janji akan menemui saya. Tapi sudah sehari semalam ditambah sehari semalam lagi, Pak Juprizal tidak ada itikad baik untuk menemui saya. Makanya saya akhirnya lapor Bawaslu saja,” kata AU.
Ia menyebut, sebagian uang itu diterimanya langsung dalam bentuk cash dari Juprizal pada malam puasa pertama, Sabtu (01/03/25).
“Uang itu diserahkan langsung ke saya untuk membela paslon 03. Tapi setelah pikir-pikir saya bukan tipe orang seperti itu. Saya tidak bisa tidur, kemarin itu sudah ada janji dengan Pak Juprizal, tapi dia mengingkarinya. Makanya saya langsung ke Bawaslu saja. Saya takut uang ini akan menjadi beban pikiran saya,” ungkapnya.
Saat komunikasi terakhir dengan Juprizal, AU sudah menyatakan tidak mau melanjutkan lagi kerja sebagai tim Paslon 03. Apalagi dengan adanya tugas diberikan sejumlah uang untuk disalurkan kepada calon pemilih di lokasi PSU.
“Saya bilang ‘Bang Juprizal maaf saya tidak melanjutkan jadi tim 03. Terkait jasa yang diberikan Pak Juprizal kepada saya sebesar Rp 32 juta akan saya kembalikan’. Lalu Pak
“Juprizal mengatakan jangan lewat telepon, ketemu saja besok karena situasi sedang gawat,” sebut AU.
Ditanya siapakah Juprizal yang dimaksud, AU membenarkan bahwa nama tersebut merujuk pada saksi Paslon 03 waktu gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK). “Iya, Pak Juprizal itu,” kata AU.
Setelah menyerahkan uang ke Bawaslu, AU mengaku merasa lega dan tenang. Sebelumnya ia merasa tertekan karena harus melakukan politik uang untuk Paslon 03. AU pun menyerahkan proses selanjutnya pada Bawaslu.
“Saya ke Bawaslu ini tidak ada tekanan dari siapapun. Murni dari hati nurani dan nasihat anak-anak serta keluarga saya,” bebernya.
Sebelumnya, pihak Bawaslu Siak membenarkan bahwa ada warga Kecamatan Bungaraya yang melaporkan dugaan politik uang.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data dan Informasi Bawaslu Kabupaten Siak, Ahmad Dardiri membenarkan adanya aduan terkait praktik money politics dari salah satu paslon.
“Benar, kami telah menerima pengaduan dari seorang warga yang mengungkapkan adanya dugaan money politics. Kami akan segera melakukan proses verifikasi dan penelurusan lebih lanjut terhadap aduan tersebut,” imbuhnya dikutip detak24com dari cakaplah. (*)
Editor : Kar
